Home   Vacancies   How We Work   Articles   About Us 日本語 |  English

You are here » Articles » Layang - Layang

Articles
Layang - Layang
Author : Irfan Toni Herlambang
Posted: 2011-02-05 00:00:00 | Category: Menarik
Share this post :

Layang - Layang

Di sebuah taman kota, duduk dua orang di sebuah bangku panjang. Keduanya tampak akrab seakan mereka baru saja bertemu setelah berpisah lama. Sesekali terdengar tawa berderai di tengah percakapan yang mereka lakukan.

“Paman, ada satu hal yang mengganjal dalam pikiranku. Mengapa dulu kau berikan aku layang-layang saat ayah meninggal, Paman? Bukankah benda itu tak lazim diberikan sebagai tanda belasungkawa? Sampai kini, aku masih memikirkan maksud pemberian itu buatku.” Kata salah seorang diantara mereka.

Sang Paman mendengarkan setiap kata yang disampaikannya dengan seksama. Matanya memandang wajah pemuda di depannya dengan sangat dalam.
“Jadi, kamu masih menyimpan layang-layang itu?”
“Ya. Aku masih ingin tahu apa arti semua itu buatku. Aku kehilangan harapan setelah ayah meninggal. Aku masih bersedih hingga saat ini, sebab orang yang kucintai tak lagi bersamaku. Ayah sangat berarti buatku. Seakan semua impianku hilang saat ayah meninggal.” Jawab pemuda itu. Matanya mulai berkaca-kaca.

“Saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk bermain layang-layang, lalu mengapa paman memberikannya untukku?” lanjut pemuda itu lagi.
Mata sang paman terus memandang wajah keponakannya itu lekat-lekat.

“Nak, kami juga semua bersedih saat kehilangan ayahmu. Namun, janganlah kamu juga ikut berputus asa. Layang-layang itu kuberikan padamu agar kau bisa menegakkan kepalamu saat bersedih. Pandanglah ke langit, tataplah ke angkasa. layang-layang itu adalah sebagai pengingat bahwa selalu ada harapan di atas sana. Layang-layang itu adalah sebagai tanda, bahwa akan selalu ada curahan kebahagiaan yang turun dari-Nya. Terbangkan layang-layangmu setinggi-tingginya seperti halnya kau terbangkan semua impianmu. Tapi ingat, pegang erat benang di tanganmu agar tak kehilangan arah dalam menggapai hasratmu.”

Keduanya saling berpandangan.
“Terima kasih, Paman. Aku akan mengingat semua ucapan Paman hari ini. Aku percaya, ayah juga akan mendengar.”

“Ingat Nak, selalu ada harapan dari-Nya di atas sana. Terbangkanlah layang-layangmu, naikkan setinggi-tingginya. Pandanglah ke atas, tegakkan kepalamu setiap kali bersedih, sebab DIA akan memberimu curahan rahmat dan berkah-Nya dari langit.” Pesan sang paman.

“Tataplah ke angkasa, angkat kepalamu setiap kali kau merasa tak bahagia. Percayalah, di atas sana selalu ada DIA yang akan mendengar setiap doamu.”

Ya. layang-layang dimainkan dengan kepala tegak dan bukan menunduk. Layang-layang diterbangkan bukan dengan wajah ke arah bawah tapi dengan menatapnya ke angkasa. Layang-layang adalah tanda agar kita selalu percaya bahwa optimisme dimulai dengan membangun harapan bukan dengan bersedih. Layang-layang adalah pengingat buat kita bahwa semangat baru akan hadir bagi mereka yang berpikir positif.

Sahabat...terbangkanlah layang-layang harapan kita setinggi-tingginya. Gapailah kasih sayang-Nya di atas sana. Naikkanlah layang-layang impian kita hingga langit yang menjadi batasnya. Raihlah berkah dari-Nya. Tegakkan kepala, pandang langit dengan sempurna. Percaya, akan selalu ada harapan dari-Nya di atas sana.

 

Categories

 

© 2010 - 2024 OS-Selnajaya. All Rights Reserved