|
Cinta Adalah Keintiman, Gairah, dan Komitmen Author : Santy Yanuar Pranawati Posted: 2011-02-23 00:00:00 | Category: Share this post :
Cinta Adalah Keintiman, Gairah, dan KomitmenAku mencintaimu. " Tidak semua orang bisa dan terbiasa mengucapkan kalimat
tersebut, terutama apabila untuk pertama kalinya. "Aku mencintaimu" merupakan
sebuah kalimat yang bisa membuat hati seseorang bergetar atau bergelora, baik
yang mengucapkan maupun yang menerima ucapan itu. Apalagi bila kalimat itu
diucapkan dengan penuh ketulusan, bukan hanya karena kebiasaan, apalagi tipu
muslihat.
Definisi kata cinta sangat luas dan tak terbatas. Setiap orang
memaknai kata cinta dengan pandangan mereka masing-masing. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa cinta merupakan sebuah perasaan ingin berbagi bersama dengan
seseorang. Ada juga yang berpendapat bahwa cinta adalah perasaan simpati yang
melibatkan emosi yang mendalam. Pendapat lain menyatakan, cinta adalah sebuah
kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan
diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan,
patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Apabila
dibandingkan dengan beberapa bahasa lain di Eropa, bahasa Indonesia terlihat
lebih banyak memiliki kosakata dalam mengungkapkan konsep ini, misalnya cinta,
kasih, dan sayang. Walaupun pada akhirnya dibedakan dalam mengartikannya, konsep
dasarnya adalah sama. Demikian juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan konsep
tersebut dengan eros, philia, storge, dan agape.
Cinta, bagi beberapa
orang adalah sebuah candu yang kuat, perasaan yang menggelisahkan, ataupun
sebuah kelekatan. Bagi yang lain cinta merupakan fantasi, di mana seseorang
(biasanya perempuan) berharap akan adanya seorang penyelamat (biasanya pria).
Sedangkan, yang lain berpikir bahwa cinta adalah sebuah permainan atau
pertempuran, di mana akan terdapat seseorang yang menang atau kalah.
Cinta dapat menjadi cerita horor, misteri, atau cerita detektif, cerita
yang menyakitkan di mana ada pelaku dan ada korban kekerasan. Atau cinta akan
menjadi petualangan, dapat juga menjadi sebuah hubungan yang demokratis di mana
terdapat suasana harmonis saling menghargai.
Bagi seseorang yang sedang
dimabuk cinta, tidak jarang mereka bersikap tidak sepertinya biasanya, hal ini
terjadi tidak memandang usia. Berapa pun usianya, jika seseorang sedang jatuh
cinta, bisa saja melakukan hal-hal yang berbeda dari kebiasaannya. Misalnya
saja, dari yang sangat tak acuh terhadap penampilan, menjadi sangat acuh, bahkan
terkadang terlihat berlebihan dalam berpenampilan.
Sepasang kekasih yang
sedang dimabuk cinta, akan melihat bahwa dunia ini hanya milik mereka berdua,
setiap kata-kata yang mereka ungkapkan mengandung unsur cinta. Hal ini mungkin
saja tidak hanya dialami oleh seorang remaja, namun berapa pun umur mereka, jika
sedang dilanda cinta, secara tidak disadari perilaku akan terlihat berbeda dari
biasanya.
Perasaan cinta yang hanya didasari emosi belaka tentu tidaklah
bijak. Terlebih jika emosi itu hanya datang sesaat. Romantisme cinta hanya akan
berakhir dengan mimpi buruk. Akan timbul ungkapan-ungkapan kekecewaan,
kesedihan, sakit hati, dan juga dendam. Bahkan, ketika pasangan tersebut sudah
telanjur berada dalam ikatan pernikahan, bisa saja terjadi anggapan bahwa rumah
tangga yang sedang dijalani bagaikan neraka, muncul pelecehan, bahkan kekerasan,
ada yang menjadi pelaku dan ada yang menjadi korban. Kebanyakan orang menjadi
pasrah, karena sudah terperangkap dalam "jeratan cinta" yang dulu menggebu. Lalu
bagaimana supaya kita tidak terjebak ke dalam cerita cinta indah yang berujung
pada tetes air mata?
Dalam mencintai, sebaiknya memang kita mencintai
pasangan dengan segenap hati, tetapi kita juga harus menggunakan akal budi.
Maksudnya, emosi dan logika kita kawinkan. Sebaiknya, kita menggunakan hikmat
yang ada kepada diri kita untuk tidak menjadikan cinta itu hanya emosi sesaat.
Memang bukan hal yang mudah. Biarlah cinta itu tumbuh dan hidup menjadi cinta
sejati.
Bagaimana kita dapat membedakan cinta sesaat dan cinta sejati?
Hanya waktu yang bisa mengujinya. Tidak tergesa-gesa dan memberi kesempatan
kepada cinta untuk berperan dalam ceritanya.
Berpikir bahwa cinta
merupakan sebuah cerita dapat membantu kita untuk melihat bagaimana memilih dan
menggabungkan elemen-elemen dari "alur" ceritanya. Teori cinta atau yang disebut
Teori Triangular yang diungkapkan oleh Stenberg's menyebutkan ada tiga komponen
dalam cinta, yaitu (1). intimacy (keintiman), (2) passion (gairah), dan (3)
commitment (komitmen). Komponen keintiman merupakan elemen emosi.
Seseorang menjadi nyaman bila berhadapan dengan pasangannya, adanya
keterbukaan serta keinginan untuk membina hubungan dalam lingkup kepercayaan.
Komponen gairah adalah elemen motivasional yang merupakan dorongan dari dalam
yang diartikan sebagai gairah fisiologis atau hasrat seksual. Komponen yang
terakhir adalah komitmen. Komponen ini merupakan komponen yang penting sebab
melibatkan elemen kognisi, yakni seseorang harus mengambil keputusan apakah ia
akan mencintai seseorang dan tinggal bersama orang yang dicintainya.
Memang tidak mudah bagi seseorang yang sedang jatuh cinta untuk
menggunakan logikanya. Kebanyakan orang akan menggunakan emosi atau perasaan
sehingga walaupun cinta mereka mendapat tentangan, mereka tidak akan
menghiraukannya. Begitu juga ketika seseorang sudah mulai merasakan sakit karena
cinta, mereka akan tetap memberi permakluman atas nama cinta.
Bagi
pasangan yang mengharapkan hubungan mereka berlanjut ke jenjang pernikahan,
ketiga komponen cinta di atas haruslah dapat diseimbangkan, yaitu dengan
mengendalikan gairah yang yang muncul dan meningkatkan komitmen. Mereka belajar
untuk setia pada komitmen yang telah mereka buat, dan juga belajar untuk
mencintai dengan segenap hati dan akal budi. Mencintai bukan hanya dengan emosi
dan kesenangan sesaat, tetapi juga karena adanya tanggung jawab, saling
memperhatikan pasangan, dan juga saling menghormati. Berusaha setia kepada
komitmen dan menjaga selama hidup dalam ikatan pernikahan dengan dibumbui
keintiman dan gairah yang ada.
*) Penulis adalah Staf Pengajar di
Fakultas Psikologi UKRIDA-Jakarta.
|
|
Categories
|
|